Translate This Page

7 September dalam Sejarah: Bayi Prematur Pertama Dimasukkan dalam Inkubator

 

7 September dalam Sejarah: Bayi Prematur Pertama Dimasukkan dalam Inkubator

Pada tanggal ini tahun 1976, mantan musisi Beatles, Geroge Harrison, dinyatakan bersalah memplagiarisasi lagu “He’s So Fine” dalam “My Sweet Lord”. Tahun 1901, pemberontakan Cina terhadap kekuasaan asing di sektor perdagangan, politik, agama, dan teknologi  yang dikenal dengan nama “perang Boxer” berakhir melalui protokol Boxer. Tanggal ini 1888, juga mencatat bagaimana inkubator bayi mulai diterima dengan bayi bernama Edith Eleanor McLean sebagai bayi prematur pertama Amerika yang diselamatkan.

Pada tanggal ini tahun 1888, untuk pertama kalinya bayi prematur dirawat di mesin inkubator di Amerika. Edith Eleanor McLean yang terlahir dengan berat hanya dua setengah pon, dirawat di rumah sakit State Emigrant, New York, dalam alat yang disebut “hatching cradle” (dudukan penetasan) berupa kotak berukuran sekitar 90 cm persegi dan tinggi sekitar 1,3 meter .

Dikutip dari laman Healthcentral.com, Inkubator seperti ini pertama kali digunakan di Prancis beberapa tahun sebelumnya, dimodelkan dari inkubator penetasan ayam yang digunakan di Kebun Binatang Paris. Tapi inkubator mahal dan rumah sakit enggan menginvestasikannya, selain juga karena pada waktu itu menghabiskan banyak waktu untuk menyelamatkan bayi lemah menggunakan inkubator bukanlah praktik umum.

Tapi beberapa dokter Prancis kemudian muncul untuk mewacanakan pada masyarakat umum untuk melihat bayi di dalam apa yang mereka promosikan sebagai “Ibu Mekanik yang Menakjubkan”.  Kemudian, seorang dokter Jerman bernama Martin Couney melangkah lebih jauh. Dia menciptakan “pameran bayi prematur” di Pameran Berlin pada 1896.


Waktu itu beberapa orang menyerang Couney, menuduh dia mengeksploitasi bayi menjadi bahan tontonan. Tetapi Couney merasa apa yang dilakukannya bukan sekadar memberi kesempatan kepada orang-orang untuk mengetahui bagaimana teknologi dapat membantu bayi prematur, tetapi juga menjadi satu-satunya cara memastikan bahwa mereka diberi kesempatan untuk hidup. Masyarakat pun berbaris hari demi hari untuk melihat bayi-bayi itu di pameran.

Terinspirasi oleh Couney, penyelenggara Pameran Dunia 1904 di St. Louis menyiapkan pameran bayi prematur mereka sendiri. Namun tidak seperti di pameran di Berlin, tidak ada kaca yang memisahkan bayi dan orang-orang yang menontonnya. Akibatnya, setengah dari bayi yang dipamerkan pun meninggal.

Pada saat itu, Couney yang telah pindah ke Amerika, juga telah merencanakan untuk membuat pameran  bayi prematur di Coney Island. Ruang pamernya menyerupai bangsal rumah sakit biasa, dengan bayi, perawat yang memberikan perawatan khusus, dan dokter yang dating memeriksa mereka.

Masyarakat membayar sepeser untuk bias melihat melalui kaca di ruang pamer. Bayi-bayi yang lebih sehat dan yang usinya lebih tua dimasukkan ke dalam inkubator yang dipajang di sepanjang lorong terbuka, dilengkapi pagar yang mencegah warga kembali.

Selama 40 tahun berikutnya, banyak bayi prematur yang lahir di New York dikirim ke Coney Island. Mereka dirawat tanpa biaya apa pun; tiket masuk lah yang menutupi biayanya. Lebih dari 8.000 bayi prematur, termasuk anak perempuan Couney sendiri, dirawat di sana. Sebanyak 6.700 bayi bisa diselamatkan.

Pada 1940-an, sebagian besar rumah sakit telah menggunakan inkubator mereka sendiri dan pameran Coney Island akhirnya ditutup. Jika pada pergantian abad ke abad ke-20 hanya 15 persen bayi prematur yang selamat, sekarang meningkat menjadi lebih dari 85 persen.

Comments

Related Post

;

Related Post

;

Random Posts
;